Perkenalan
Musik ber genre rock dan metal selalu memiliki tempat istimewa dalam dunia hiburan. Salah satu band yang telah merajai panggung musik rock dan metal selama beberapa dekade adalah Iron Maiden. Dengan lagu-lagu epik, vokal yang kuat, dan penampilan panggung yang spektakuler, Iron Maiden telah memenangkan hati jutaan penggemar di seluruh dunia. Artikel ini akan membahas perjalanan panjang band Iron Maiden dari awal hingga puncak kejayaan mereka.
Awal Mula: Pembentukan Iron Maiden
Iron Maiden dibentuk pada tahun 1975 di Leyton, East London, oleh bassis Steve Harris. Steve Harris adalah sosok sentral dalam perjalanan karier Iron Maiden, dan ia menjadi otak di balik visi musik dan konsep band ini. Band ini Bernama “Iron Maiden” pada tahun 1977. Nama ini terinspirasi dari film “The Man in the Iron Mask” dan dianggap cocok untuk menggambarkan citra band yang misterius dan kuat.
Pada awalnya, formasi band ini terdiri dari Paul Day sebagai vokalis, Dave Sullivan dan Terry Rance sebagai gitaris, Steve Harris sebagai bassis, dan Ron Matthews sebagai drummer. Namun, formasi ini tidak bertahan lama, dan beberapa perubahan anggota terjadi dalam beberapa tahun pertama band ini. Pada tahun 1976, Paul Di’Anno menggantikan Paul Day sebagai vokalis, dan pada tahun 1979, mantan gitaris Samson, Dave Murray, bergabung dengan Iron Maiden.
Terobosan dengan Album Pertama
Setelah beberapa tahun berkarya di klub-klub lokal dan merilis beberapa rekaman demo, Iron Maiden akhirnya mendapatkan kesempatan besar dengan kontrak rekaman bersama EMI Records. Pada tahun 1980, mereka merilis album debut mereka yang berjudul “Iron Maiden.” Album ini langsung mencuri perhatian dunia musik metal dan rock. Lagu-lagu seperti “Prowler,” “Phantom of the Opera,” dan “Running Free” menjadi anthem bagi penggemar musik metal.
Kebangkitan New Wave of British Heavy Metal
Iron Maiden adalah salah satu pelopor dari gerakan New Wave of British Heavy Metal (NWOBHM) yang meletus pada awal tahun 1980-an. Bersama dengan band seperti Judas Priest, Def Leppard, dan Saxon, Iron Maiden membawa metal Inggris ke panggung internasional. Mereka melanjutkan kesuksesan mereka dengan merilis album kedua, “Killers,” pada tahun 1981, yang juga sukses besar.
Namun, perubahan anggota terus terjadi dalam band ini. Setelah merilis album “Killers,” Paul Di’Anno meninggalkan band dan digantikan oleh Bruce Dickinson. Masuknya Dickinson ke dalam band membawa perubahan besar dalam suara Iron Maiden. Vokal Bruce yang kuat dan serba bisa serta kemampuannya dalam menulis lirik mengangkat Iron Maiden ke tingkat berikutnya.
Menaklukkan Dunia dengan Album “The Number of the Beast”
Pada tahun 1982, Iron Maiden merilis album ketiga mereka, yang menjadi titik puncak dalam karier mereka hingga saat itu, yaitu “The Number of the Beast.” Album ini tidak hanya sukses secara komersial tetapi juga kontroversial karena lirik-liriknya yang terkesan berhubungan dengan setanisme.
Perjalanan Menuju “Powerslave” dan “Somewhere in Time”
Setelah sukses besar dengan “The Number of the Beast,” Iron Maiden melanjutkan dengan merilis beberapa album ikonik seperti “Piece of Mind” (1983) dan “Powerslave” (1984). “Powerslave” khususnya memperkenalkan lagu-lagu klasik seperti “Aces High” dan “Rime of the Ancient Mariner.” Album ini juga mencerminkan pengaruh sejarah dan mitologi dalam karya-karya Steve Harris.
Selama dekade 1980-an, Iron Maiden terus berkeliling dunia dengan tur-tur megah dan menjadi salah satu band live terbaik di dunia. Mereka juga terus mengembangkan penampilan panggung mereka dengan penggunaan efek khusus dan panggung yang mewah. Pada tahun 1986, mereka merilis album “Somewhere in Time,” yang mengeksplorasi elemen musik synthesizer dan menambahkan dimensi baru ke dalam suara mereka.
Era Bruce Dickinson dan Departure
Bruce Dickinson membawa Iron Maiden ke puncak kejayaan mereka sebagai salah satu band metal terbesar di dunia. Dengan vokalnya yang kuat, penulisan lirik yang cerdas, dan kontribusinya dalam penulisan lagu, ia menjadi elemen kunci dalam sukses band ini. Namun, pada pertengahan 1990-an, terjadi perubahan yang signifikan dalam band ini.
Pada tahun 1993, Bruce Dickinson mengumumkan kepergiannya dari Iron Maiden untuk mengejar karier solo. Penggantinya adalah Blaze Bayley, yang mengisi peran sebagai vokalis dalam dua album Iron Maiden, yaitu “The X Factor” (1995) dan “Virtual XI” (1998). Meskipun album-album ini masih memiliki basis penggemar setia, mereka tidak mencapai kesuksesan seperti era Bruce Dickinson.
Kembalinya Bruce Dickinson dan Adrian Smith
Pada tahun 1999, Bruce Dickinson dan gitaris Adrian Smith kembali ke Iron Maiden, menggantikan Blaze Bayley dan Janick Gers. Ini adalah momen penting dalam sejarah band ini, dan mereka melanjutkan dengan merilis album “Brave New World” pada tahun 2000.
Era Baru: Karier Kontemporer Iron Maiden
Setelah kembalinya Bruce Dickinson dan Adrian Smith, Iron Maiden terus berkarya dengan penuh semangat. Mereka merilis beberapa album sukses seperti “Dance of Death” (2003), “A Matter of Life and Death” (2006), “The Final Frontier” (2010), dan “The Book of Souls” (2015). Setiap album ini menampilkan komposisi musik yang kuat dan lirik yang mendalam.
Iron Maiden juga tetap setia dengan tradisi tur dunia mereka yang spektakuler. Mereka terus mengadakan konser-konser besar dengan panggung yang megah dan produksi panggung yang impresif. Konser Iron Maiden adalah pengalaman luar biasa bagi para penggemar, dan mereka terus menarik ribuan penggemar di seluruh dunia.